This is a free and fully standards compliant Blogger template created by Templates Block. You can use it for your personal and commercial projects without any restrictions. The only stipulation to the use of this free template is that the links appearing in the footer remain intact. Beyond that, simply enjoy and have fun with it!

Rabu, 20 Februari 2008

Perkembangan Seksual anak

dr.bobby Yth,

Dok, saya ini adalah ibu daru dua orang putri. Si sulung berusia 15 tahun, si bungsu berusia empat tahun. Saya sendiri tumbuh dalam keluarga yang cukup konservatif. Begini dok, anak saya yang bungsu belakangan ini kerap nyebut nama kelamin (baik laki-laku maupun perempuan), barangkali ini sebuah konsekuensi tinggal di lingkungan orang pasar dan kurang berpendidikan.

Si bungsi juga kerap menanyakan kenapa ia tak memiliki "burung" (penis) sementara teman laki-laki kecilnya punya "burung". Saya sendiri sering risih kalau ditanya begitu, dan kalau sudah begitu saya marahin dia, dan tak boleh menyinggung hal-hal yang tabu di masyarakat kita.

Aduh bagaimana ini dok, sebenarnya saya tak mau bersikap seperti itu pada si anak. Bagaimana saya harus bersikap dok.

Pada lain persoalan, si sulung sekarang dalam masa puber. Saya juga pusing dibuatnya, karena sejumlah teman cowoknya kerap bertandang ke rumah, dan ada yang sering-seting kirim surat cinta. Bagaiman pula saya harus membimbingnya, sehingga persoalan inmi dapat saya hadapi dengan baik. Tolong dok solusinya. Terima kasih

Ny Dita


Ibu dita yang berbahagia,anak - anak mempunyai tahapan2 perkembangan psikologis dalam menuju kedewasaannya, Menurut Freud dalam teori Perkembangan Psikoseksualnya, fase pertama dari
perkembangan anak adalah fase pra-genital, yang terbagi atas masa-oral (0 –1,5 tahun) dan masa-anal (1,5 – 3 tahun). Dikatakan sebagai masa pra-genital, karena pada masa tersebut anak belum terlalu menyadari arti dan perbedaan alat kelaminnya.

Masa oral ditandai dengan kepuasan yang diperoleh melalui daerah oral atau mulut, dimana anak memperoleh pengertian mengenai dunia sekelilingnya melalui aktivitas lewat mulutnya. Hal ini dapat dilihat pada bayi-bayi yang cenderung memasukkan apa saja yang dilihat dan ingin diketahuinya ke dalam mulutnya.

Masa-anal ditandai dengan kepuasan yang diperoleh anak melalui daerah anusnya, dimana anak memperoleh kenikmatan dengan aktivitas yang menyangkut proses pembuangan melalui anus, sehingga acap kali kita jumpai anak sering berlama-lama duduk di WC untuk menikmati aktivitas tersebut.

Mereka baru mulai menyadari akan adanya perbedaan seks, setelah usia mereka mencapai sekitar 3,5 tahun. Fase ini disebut sebagai masa phalik, yaitu fase dimana kesadaran akan perbedaan alat kelamin antara anak laki-laki dan anak perempuan memberikan arti yang besar kepada kepribadian mereka.

Pada tahap ini, anak laki-laki merasa amat bangga dengan alat kelaminnya yang khas itu dan sering membandingkannya dengan milik anak laki-laki lainnya atau organ milik anak perempuan. Begitu pula dengan anak perempuan yang juga meminati organ milik mereka. Namun disamping rasa kebanggan,merekapun dihinggapi perasaan cemas atau kekurangan. Anak laki-laki merasa cemas apabila alat kelaminnya akan hilang atau berubah, sementara anak perempuan merasa kekurangan atau iri-hati karena mereka tidak memiliki penis sebagaimana anak laki-laki.

Rasa ingin tahu anak yang begitu kuat, membuat merekapun bertanya-tanya mengenai masalah seks atau melakukan eksperimen berkaitan dengan alat kelaminnya. Sikap yang tepat adalah dengan memberikan jawaban yang memuaskan sesuai dengan tahap usia anak, serta mengarahkan tingkah-laku mereka sesuai
dengan norma-norma yang berlaku. seperti "Wah pertanyaan Adek bagus sekali ! Baiklah, Mama terangkan, ya !". Usahakanlah agar jawaban yang diberikan cukup sederhana namun cukup dapat
memenuhi rasa ingin tahu anak. Suasana yang tegang serta penuh ketidak-jelasan membuat anak bingung,
sehingga berakibat pada pandangan anak mengenai masalah seksual menjadi negatif. Hal ini yang kelak akan menimbulkan berbagai penyimpangan seksual pada anak di kemudian hari.

Sementara untuk si sulung, masa pubertas adalah masa dimana mulai ketertarikan secra seksual terhdap lawan jenisnya..dalam hal ini ibu sebaiknya memposisikan diri sebagai seorang teman,sehingga anak akan lebih terbuka.dan ibu menjadi tempat pertama baginya untuk bertanya,jika dia bertanya mengenai masalah seksual baik secara psikologis ataupun fisik ibu dapat memberikan jawaban sesuai dengan usianya untuk memenuhi rasa keingin tahuannya. dan mengarahkannya sesuai norma yang berlaku...

emang pusing punya anak ya bu...tapi ibu harus ingat anak-anak adalah anugerah terindah untuk orang tua..jangan sampai kesibukan ibu diluar menyebabkan ibu melewatkan masa-masa indah bersama mereka...

0 komentar: