This is a free and fully standards compliant Blogger template created by Templates Block. You can use it for your personal and commercial projects without any restrictions. The only stipulation to the use of this free template is that the links appearing in the footer remain intact. Beyond that, simply enjoy and have fun with it!

Senin, 03 November 2008

WATERBIRTH

Mungkin kita sudah sering mendengar kata "waterbirth", sebuah tehnik melahirkan didalam air. Tetapi mungkin belum banyak yang menyaksikan secara langsung, termasuk saya, karena di dalam pendidikan konvensional, khususnya di Indonesia, saya yakin belum ada center pendidikan Obstetri Ginekologi yang "mengajarkan" tehnik ini. Memang masih banyak perdebatan dan kontroversi tentang tehnik persalinan dalam air ini. Jika para ahli kebidanan di luar negeri/Negara – Negara barat mungkin sudah menerima tehnik ini secara luas, kelihatannya masih sangat sedikit ahli obstetric di Indonesia yang mendukungnya.

Water birth merupakan metode melahirkan didalam air hangat. Banyak orang percaya metode ini lebih aman dan memberikan banyak manfaat bagi ibu maupun bayi, termasuk mengatasi rasa sakit dan mengurangi trauma terhadap bayi. Namun, masih banyak kritik yang mengatakan bahwa prosedur ini memberikan risiko ke bayi seperti infeksi dan aspirasi air.

Sejarah dan perkembangan waterbirth

Selama tahun 1960-an, peneliti Rusia Igor Charkovsky melakukan penelitian tentang keselamatan dan manfaat dari waterbirth di Uni Soviet. Pada akhir 1960-an, Frederick Leboyer, seorang dokter dari Perancis mengembangkan tehnik dengan air hangat untuk membantu memudahkan transisi dari rahim ke dunia luar, dan untuk menangani kemungkinan trauma kelahiran.

Pada akhir tahun 1990-an, ribuan wanita telah melahirkan di Odent, sebuah pusat melahirkan di air di kota Pithiviers, Perancis dan konsep melahirkan di air telah tersebar ke banyak Negara Barat lainnya.

Pada tahun 2005, terdapat lebih dari 9.000 rumah sakit di Amerika Serikat yang telah mengadopsi protokol melahirkan di air tersebut. Dan lebih dari tiga perempat dari Rumah Sakit Nasional di Inggris ini menyediakan pilihan ini bagi setiap perempuan yang hendak melahirkan.

Penelitian – penelitian tentang waterbirth

Cukup banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui keselamatan tehnik melahirkan di air. Dua peneliti yang paling produktif yaitu Michel Odent dan seorang dokter Amerika Michael Rosenthal. Dianne Garland, seorang bidan di Inggris, telah memfokuskan diri untuk mengumpulkan penelitian – penelitian waterbirth, dan telah menerbitkan buku "Waterbirth: An Attitude to Care". Di AS, Barbara Harper, perawat dan pendidik anak, telah mendalami waterbirth di seluruh dunia, dan membukukan sejarah waterbirth dan penggunaannya saat ini di puluhan negara dalam buku "Gentle Birth Choices". Harper juga telah mengkompilasi bibliografi penelitian tentang waterbirth secara luas yang dapat dilihat di situs Waterbirth Internasional.

Manfaat tehnik melahirkan dalam air

Untuk bayi

Kelahiran dapat menjadi pengalaman yang berat bagi setiap bayi. Air yang hangatnya telah disesuaikan dapat membantu memudahkan transisi dari dalam kandungan ke dunia luar, karena kehangatan air, kelembutan cahaya, warna dan suaranya sesuai dengan lingkungan didalam rahim.

Untuk ibu

  • Manajemen rasa sakit

    Harper melaporkan bahwa melahirkan didalam air adalah bentuk manajemen rasa sakit yang efektif selama persalinan (Harper 2000). Waterbirth merupakan bentuk hydrotherapy yang mana, dalam studi, nampaknya efektif sebagai bentuk manajemen rasa sakit untuk berbagai kondisi terutama Low Back Pain yang merupakan keluhan umum wanita yang sedang melahirkan. Bila dibandingkan dengan teknik konvensional manajemen rasa sakit pada persalinan (misalnya dengan obat bius dan narkotik) hydrotherapy juga menjadi alternatif yang lebih aman. Dalam studi, anestesi epidural berhubungan dengan meningkatnya angka persalinan pervaginam dengan tindakan dan juga seksio cesarean.



    Berendam dalam air hangat menimbulkan respon fisiologis ibu untuk mengurangi rasa sakit, termasuk redistribusi volume darah, merangsang pelepasan oxytocin dan vasopressin (Katz 1990), yang kedua ini juga meningkatkan kadar oxytocin dalam darah (Odent 1998). The Cochrane Database of Systematic Reviews menemukan pengurangan signifikan dari persepsi rasa sakit ibu, yang mana sama dengan epidural analgesia sehingga disimpulkan bahwa berendam dalam air hangat selama kala I persalinan sangatlah bermanfaat. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa waterbirth menimbulkan bayi asfiksia atau persalinan yang lama. "

    Menurunkan prosedur episiotomy

    Melahirkan dalam air diyakini membantu meregangkan perineum dan mengurangi risiko robek. Air akan membantu kepala bayi keluar dengan halus dan membantu menahan perineam, sehingga mengurangi risiko robek dan mengurangi penggunaan episiotomy.

    Risiko dan kontroversi

    Sebuah studi yang cukup besar tentang waterbirth di Inggris (1994-1996) menunjukkan penurunan angka kematian perinatal (1,2 per 1000 untuk waterbirth vs 4 per 1000 untuk kelahiran konvensional pada periode yang sama) (Harper 2000; Gilbert 1999; London: Kantor Statistik Nasional 2005). Sementara dari 150.000 waterbirths yang diamati di seluruh dunia antara 1985 dan 1999 dikatakan tidak ada laporan kematian bayi karena aspirasi air.

    Sebuah tinjauan pustaka menunjukkan bahwa kebanyakan kontroversi tentang waterbirth bermula dari masyarakat medis itu sendiri yaitu dimana biasanya ahli OBGYN dan penyedia perawatan antenatal mendukung waterbirth, sedangkan di sisi lain spesialis pediatrik mengkritiknya.

    The American Academy of Pediatrics pada tahun 2005 mengeluarkan pernyataan tentang waterbirth , bahwa karena sampai saat itu belum ada data dari studi randomized control trial yang menunjukkan manfaatnya untuk bayi baru lahir (mungkin malah menimbulkan komplikasi yang lebih banyak), maka ketika orang tua diberitahu tentang waterbirth harus dengan menekankan segala risiko yang mungkin timbul (Schuman 2006).

    Namun, di sisi lain, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa waterbirth menawarkan keuntungan yang cukup signifikan untuk ibu (seperti dikutip di atas). Sampai tahun 2006 the American College of Obstetricians and Gynecologists telah mengambil sikap resmi yang mendukung water birth (Schuman 2006), juga the Royal College of Obstetricians and Gynaecologists dan the Royal College of Midwives secara nyata mendukung waterbirth (Royal College of Midwives 2006). Dikatakan bahwa studi yang mengkritik water birth biasanya bersumber atau mengutip dari "poorly managed" waterbirth atau water birth yang tidak diawasi dengan benar, yang biasanya dilakukan oleh penyedia layanan yang tidak berpengalaman.

    Risiko infeksi

    Perhatian yang lain adalah menyangkut meningkatnya risiko infeksi. Sebuah randomized controlled trial di Canada didapatkan tidak ada perbedaan kejadian infeksi pada wanita bersalin dengan ketuban yang sudah pecah. Karena protocol yang ketat untuk membersihkan bak persalinan sehabis dipakai (khususnya di rumah sakit), akan meminimalkan risiko transfer bakteri dari ibu ke bayi ataupun ibu ke bayi. Pada tahun 1999 dilakukan studi dengan mengkultur bakteri dari air kolam persalinan di the Oregon Health Sciences University Hospital, dan didapatkan tidak ada pertumbuhan kuman. Bahkan jika bakteri Pseudomonas (umum didapatkan dari air keran) ditemukan, bayi yang positif terinfeksi bakteri ini tidak membutuhkan terapi


    Persalinan yang lambat

    Karena dilaporkan efek relaksasi dari air, kadang-kadang dapat menurunkan intensitas kontraksi rahim saat persalinan, yang berakibat lambatnya kemajuan persalinan. Walaupun ahli water birth mengemukakan hal itu seharusnya dievaluasi kasus-per-kasus, banyak rumah sakit akhirnya mengadopsi "5 centimeter" rule, dimana wanita baru masuk kedalam bak persalinan jika pembukaan serviks sudah 5 cm atau lebih (Harper 2000).


    Kehilangan darah maternal

    penyedia layanan yang tidak berpengalaman tentang persalinan dalam air, mungkin sulit untuk menilai jumlah kehilangan darah ibu. Sementara metode untuk menentukan jumlah kehilangan darah ibu sedang dikembangkan, banyak penyedia layanan lebih memilih untuk melahirkan plasenta "on land" untuk alasan ini (plasenta dilahirkan setelah ibu keluar dari air).


    Penerimaan masyarakat

    Waterbirth telah diterima dan dipraktekkan di banyak bagian Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru, serta banyak negara-negara Eropa, termasuk Inggris dan Jerman. Banyak rumah bersalin swasta dan bidan yang menawarkan layanan waterbirth. Saat ini, waterbirth sering dilakukan di rumah pasien, karena sebagian besar rumah sakit belum mempunyai kolam persalinan sendiri. Pada tahun 2006, Waterbirth Internasional mendaftar lebih dari 300 rumah sakit di Amerika dengan fasilitas waterbirth.

0 komentar: