This is a free and fully standards compliant Blogger template created by Templates Block. You can use it for your personal and commercial projects without any restrictions. The only stipulation to the use of this free template is that the links appearing in the footer remain intact. Beyond that, simply enjoy and have fun with it!

Selasa, 30 Oktober 2007

Infertilitas Sekunder

dr. Bobby Yth,

Dok, saya adalah seorang ibu berusia 31 tahun, dan telah mempunyaii seorang anak berusia 10 tahun. Dari dulu hingga kini kami belum pernah ber-KB. Anehnya, hingga kini belum pernah hamil lagi. Apa yang salah dok. Padahal, dokter kandungan terdahulu bilang bahwa saya dan suami adalah pasangan yang subur. Apa yang harus saya lakukan agar dapat memberi adik baru pada si sulung.


Hormat Saya

Ny. Yuni di Padang

Bu yuni yang terhormat infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan suami istri yang telah berhubungan tanpa kontrasepsi selama satu tahun atau lebih namun tidak memiliki keturunan. Infertilitas dibagi menjadi dua yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas primer adalah suatu keadaan di mana pasangan yang telah lama menikah belum memiliki anak. Sedangkan infertilitas sekunder adalah keadaan di mana pasangan telah memiliki anak namun tak lagi dikaruniai anak dalam waktu yang lama seperti kasus ibu yuni

faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infertil sekunder, yaitu :

1. Umur. Wanita yang berumur di akhir 30 tahun dan awal 40 tahun mempunyai sedikit kemungkinan untuk menghasilkan telur yang siap dibuahi. Itu berarti kesuburan mereka menurun. mengurangi kemungkinan sel telur untuk bisa dibuahi.

2. Infeksi pada pelvik juga diyakini bisa menambah risiko kerusakan pada tuba falopi . Komplikasi pada kehamilan atau proses kelahiran sebelumnya dapat menghalangi tuba falopi sehingga mengurangi kemungkinan sel telur untuk bisa dibuahi.

3. Kenaikan berat badan wanita setelah ia melahirkan. Selain memicu berbagai penyakit, kelebihan berat badan juga dapat memengaruhi tingkat kesuburan seseorang. Ini karena kelebihan berat badan yang signifikan dapat mengacaukan sistem tubuh untuk bekerja secara normal. Pasalnya, kondisi itu dapat memicu zat prolaktin di dalam otak. Jika terjadi secara menahun, dapat memicu zat yang disebut LH. Zat-zat ini akan mengganggu produksi pematang telur. Sehingga dengan sistem tubuh yang kacau, dapat mengakibatkan indung telur tidak menghasilkan sel telur lagi sehingga haidnya hilang. Kalau laki-laki, ia bisa mengalami kehilangan bibit sperma, Kemudian, kandungan lemak yang tinggi pada tubuh wanita juga dapat menghasilkan hormon laki-laki yaitu testosteron. Jika hal ini terjadi, indung telur mengecil,menciut, dan mengeras yang mengakibatkan wanita menjadi tidak subur. Bahkan,wanita yang mengalami ini bisa mengalami tumbuh kumis, jenggot, dan bulu dada seperti laki-laki. Jika ada kasus seperti ini, maka yang pertama dilakukan adalah menurunkan berat badan. dengan diet sampai berat badan kembali normal, kesuburan bisa kembali lagi. Lemak berkurang bukan berarti jadi kurus,yang penting berimbang secara alami.

4. Penurunan kuantitas dan kualitas sperma. Umumnya kesuburan pria tidak akan berkurang hingga ia berumur paruh baya. Namun jika ia menderita sakit kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi, kuantitas sperma bisa berkurang Lebih parah lagi, kualitas kecepatan dan struktur sel sperma pun akan berkurang

Untuk mengatasi masalah infertilitas ada beberapa hal yang harus dilakukan. Pertama, segera periksakan diri ke dokter. Ini tak cuma dilakukan istri, tapi juga suami. Jika telah diketahui penyebabnya, segera lakukan pengobatan atau tindakan yang disarankan dokter. Secara medis, ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi infertilitas. Salah satunya program inseminasi buatan. Dalam program ini, sperma suami langsung dimasukkan ke dalam rahim. Cara ini dilakukan jika terjadi infeksi pada leher rahim istri atau sperma suami kurang misalnya hanya berjumlah 1-5 juta. Ada pula cara lain yang disebut terapi hormon. Cara lain yang cukup dikenal adalah program bayi tabung. Dalam program ini, sperma suami dan sel telur istri dipertemukan dalam tabung. Setelah benihnya hampir matang, barulah ditanamkan ke rahim istri.

Saran saya sebaiknya ibu bersama suami memeriksakan diri ke dokter sehingga dapat dicari penyebab dan solusinya….


Minggu, 14 Oktober 2007

ASI

Dok, usia kandungan saya sekarang sudah memasuki bulan kedelapan. Ini adalah anak pertama saya, oleh karena itu saya begitu antusias menunggu kelahirannya. Saya begitu ingin memberikan yang terbaik buat anak saya ini, termasuk pemberian ASI (air susu ibu) selama 2 tahun (bukan hanya eksklusif), tetapi saya sekarang merasa bingung dengan keadaan payudara saya. Kebetulan saya dengan adik ipar hamil secara berbarengan, oleh karena itu saya sering membandingkan keadaan kami berdua, termasuk keadaan payudara. Adik ipar saya itu sewaktu hamil payudaranya tumbuh subur dan besar dan pada bulan ke tujuh ASI-nya sudah keluar sehingga membasahi BH. Akan tetapi kenapa keadaan saya jauh berbeda ya, Dok.

Payudara saya walaupun terlihat lebih besar tetapi tidak sebesar adik ipar dan walaupun sekarang sudah masuk bulan ke delapan ASI saya belum keluar. Apa ada yang salah, Dok? Pertanyaan saya:

1. Apakah ukuran payudara yang kecil otomatis akan memperkecil produksi ASI juga?

2. Apa yang harus dilakukan agar ASI saya maksimal, mengingat sebulan lagi saya melahirkan?

3. Apakah aman mengonsumsi obat seperti Pro ASI dan Lancar ASI selama masih dalam keadaan hamil?

4. Apakah keadaan saya normal?

Tolong saya Dokter, karena saya ingin sekali memberikan ASI buat anak saya sampai umur 2 tahun. Apalagi saya ibu rumah tangga yang tidak bekerja sehingga memiliki banyak waktu untuk anak saya.

Alina,Solok

IBU Alina yang berbahagia.

Ukuran payudara tidak berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas ASI; payudara yang kecil tetap mempunyai kelenjar susu yang cukup untuk memproduksi ASI sesuai yang dibutuhkan oleh bayi. Payudara yang besar sering mempunyai bantalan lemak yang banyak, sedangkan kelenjarnya mungkin sama dengan kelenjar pada payudara yang kecil. Yang lebih berpengaruh terhadap jumlah dan kualitas ASI adalah manajemennya. Sering menyusui dan mengosongkan payudara dapat menjamin kecukupan ASI untuk bayi ibu.

Agar ASI maksimal, selain memperhatikan asupan gizi yang seimbang dengan protein dilebihkan sedikit, ibu perlu minum yang cukup (lebih dari 2 liter per hari). Segera susui bayi ibu dalam waktu 30 menit pascasalin (penyusuan dini), dan jangan biarkan bayi ibu diberi asupan cairan lain seperti air putih, air tajin, bahkan susu formula yang sering diberikan oleh pihak rumah sakit pada bayi baru lahir. Jangan takut ASI akan tidak mencukupi kebutuhan bayi ibu. Biasanya 3 hari pertama ASI masih sedikit dan berat badan bayi akan turun. Hal ini adalah biasa, tidak perlu menjadikan ibu merasa ASI-nya kurang. Bayi baru akan naik lagi berat badannya sekitar seminggu. Jangan takut bayi menangis, meskipun kebanyakan bayi menangis karena lapar, belum tentu ia menangis karena ASI tidak cukup. Kemudian biasakan memberi ASI sekehendak bayi, tanpa dijadwal.

Mengonsumsi obat-obatan tersebut boleh saja, namun yang lebih penting adalah penyusuan dini, gizi dan minum ibu yang cukup selama masa menyusui, menyusui tanpa dijadwal dan pengosongan payudara yang teratur.

Kalau yang ibu rasakan itu adalah kecemasan seorang ibu yang ingin memberikan hal terbaik pada bayinya, maka ibu dalam keadaan normal.